Iklan Judi Menghilang

Iklan Judi Menghilang

radarmukomukobacakoran.com-Sejak pelantikan Presiden Prabowo Subianto, sebuah fenomena menarik terjadi di dunia digital Indonesia. Iklan judi online yang selama ini membanjiri berbagai platform digital, mulai dari media sosial hingga situs web, perlahan menghilang. Keberadaan iklan yang provokatif dan menggiurkan ini seakan lenyap ditelan bumi, meninggalkan jejak pertanyaan di benak publik.

Fenomena ini memicu berbagai spekulasi. Apakah pelantikan Prabowo menjadi pemicu utama hilangnya iklan judi online? Apakah ada kebijakan baru yang diterapkan pemerintah untuk membatasi keberadaan iklan judi online? Atau, apakah ini hanya sekadar tren yang bersifat sementara?

Para pengamat menilai, hilangnya iklan judi online ini merupakan sinyal positif bagi upaya pemerintah dalam memberantas perjudian online. Selama ini, keberadaan iklan judi online dianggap sebagai salah satu faktor yang mendorong peningkatan jumlah penjudi online di Indonesia.

BACA JUGA:Liga Voli Korea, Megawati Bawa Red Sparks ke Jalur Kemenangan

BACA JUGA:Perbandingan Peta Politik Pilkada 2020 dan 2024

Iklan-iklan yang menjanjikan keuntungan cepat dan mudah, serta menampilkan gambar-gambar yang menarik dan glamor, terbukti efektif dalam menarik minat para calon penjudi, terutama kalangan muda.

"Hilangnya iklan judi online ini merupakan langkah yang tepat untuk melindungi masyarakat dari bahaya perjudian online,", pengamat sosial dan budaya. "Iklan judi online sangat mudah diakses dan sangat efektif dalam mempromosikan perjudian, sehingga perlu diatasi dengan serius."

Namun, beberapa pihak menilai bahwa hilangnya iklan judi online ini belum tentu menandakan berakhirnya perjudian online di Indonesia.

"Iklan judi online memang sudah menghilang, tapi situs judi online masih tetap ada,", seorang pakar teknologi informasi. "Mereka mungkin saja menggunakan strategi baru untuk mempromosikan situs mereka, seperti melalui media sosial pribadi atau melalui website yang tidak terdeteksi oleh mesin pencari."

Selain itu, beberapa pihak juga mempertanyakan efektivitas kebijakan pemerintah dalam membatasi keberadaan iklan judi online.

BACA JUGA:Lamaran Kerja Masuk RSUD Menumpuk

BACA JUGA:PPS se Sungai Rumbai Diberi Ilmu Baru

"Selama ini, pemerintah memang sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk membatasi keberadaan iklan judi online, tapi implementasinya masih lemah," ungkap pengamat hukum. "Masih banyak platform digital yang tidak konsisten dalam menerapkan aturan tersebut, sehingga iklan judi online masih bisa dengan mudah diakses."

Meskipun demikian, hilangnya iklan judi online ini tetap menjadi angin segar bagi upaya pemerintah dalam memberantas perjudian online.

"Ini merupakan langkah awal yang baik, tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan,".  "Pemerintah harus terus meningkatkan pengawasan terhadap situs judi online dan menindak tegas para pelaku perjudian online."

Fenomena hilangnya iklan judi online ini juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya perjudian online.

"Kita harus lebih kritis dalam mengakses informasi di dunia digital," ujar *, seorang psikolog. "Jangan mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan cepat dan mudah yang ditawarkan oleh situs judi online. Ingat, perjudian online adalah bentuk penipuan yang merugikan."

Ke depan, diharapkan pemerintah dapat terus berupaya untuk memberantas perjudian online secara menyeluruh.

"Pemerintah harus bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti platform digital, lembaga keuangan, dan masyarakat, untuk memberantas perjudian online," ujar *, seorang pengamat ekonomi. "Perjudian online merupakan ancaman serius bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat."

Hilangnya iklan judi online merupakan langkah awal yang baik, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait harus bahu-membahu untuk memastikan bahwa perjudian online tidak lagi menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.

Semoga era baru pasca pelantikan Prabowo menjadi era baru bagi Indonesia yang bebas dari perjudian online.

Ya!!kabar gembira untuk kita semua yang resah akan adanya judi online dan pinjaman online yang tak sedikit juga dari mereka yang terjerat pinjaman online akibat kecanduan bermain judi online. Bahkan tak sedikit yang sampai menjual harta-hartanya sampai habis dikarenakan terlilit pinjaman online dan yang paling parah dapat menyebabkan seseorang depresi hingga bunuh diri.

Namun belum lama semenjak dilantiknya Prabowo menjadi seorang presiden, warganet dikejutkan dengan mulai hilangnya iklan judol dan pinjol dilaman sosial media mereka. Pernyataan ini dibenarkan oleh banyak warganet yang berkomentar di beberapa vidio tik tok yang mengatakan bahwa iklan judol dan pinjol sudah tidak muncul lagi saat mereka bermain sosial media terutama facebook.

Berikut adalah sebagian warganet yang membenarkan pernyataan di atas;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

Website ini menggunakan personal dan teknis cookies. Website ini juga menggunakan cookies dari pihak ketiga, (personal, teknis, dan analisis). Jika anda ingin mempelajari lebih lanjut, . Jika anda melanjutkan berselancar, anda setuju dengan kebijakan dan penggunaan cookies dari kami.

”Saya juga enggak tahu dia (Gebriele) keluar (rumah). Saya tahu (tadi) dia masih ada. Namanya anak muda kan?” kata Yance.

Setelah dipersilakan masuk ke rumah, kami bercerita kepada Yance soal alasan mencari Gebriele yang di rumahnya biasa dipanggil Gebi. Nama Gebrile Desiree kami temukan dalam situs judi Big777. Nama Gebriele dan nomor rekeningnya di bank BNI itu tercantum sebagai rekening deposit. Pemain judi online sebelum bermain harus mentransfer sejumlah uang deposit ke rekening tersebut.

Baca juga: WNI Kendalikan Judi "Online" dari Kamboja

Nomor rekening BNI atas nama Gebriele Desiree tercantum di situs judi Big777 pada Kamis (9/11/2023).

Laman judi daring bertajuk Big777 tampak terang-terangan menggaet pejudi dengan situs berbahasa Indonesia. Laman ini mendukung beragam kanal pembayaran lewat berbagai bank di Indonesia. Akun rekening bank seperti BCA, Mandiri, BNI, hingga BSI, disediakan di kanal pembayaran. Begitu pula aneka dompet digital, seperti Gopay, Dana, dan OVO. Pemilik rekening BNI bernama Gebriele Desiree, misalnya, tercantum dalam situs itu saat diakses terakhir, Sabtu (18/11/2023).

Kami pun melacak nama "Gebriele Desiree" di mesin pencari Google dengan fungsi ”intext:” untuk membatasi pencarian hanya fokus pada isi teks di dalam situs. Google menampilkan dua situs berisi teks ”Gebriele Desiree” yang namanya sangat spesifik. Salah satu situs itu menampilkan nama Gebriele Desiree dalam buku tahunan digital SMK Strada II tahun 2018. Dari buku digital itu, Gebriele diketahui beralamat di bilangan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kami memastikan informasi itu dengan mendatangi alamat Gebriele. Di rumah tadi, Gebi tinggal bersama kedua orang tua, kakak, dan keponakannya. Nama Gabriele Desiree pun tercatat dalam tanda bukti pencocokan data pemilih pemilu tahun 2024 yang tertempel di dinding depan rumah. Yance mengatakan, Gebi kini seorang pekerja kantoran di Jakarta Pusat. Yance tak tahu anaknya itu persisnya bekerja di bidang apa.

Tanda Bukti Pencocokan dan Penelitian Data Pemilu 2024 yang mencantumkan nama Gebriele di salah satu rumah di kawasan Dwiwarna, Sawah Besar, Jakarta Pusat, seperti terlihat Sabtu siang (11/11/2023) lalu. Gaby adalah salah satu pemilik rekening yang digunakan untuk menampung deposit di situs judi online Big777.

Sambil menunggu Gebi pulang, Yance (70) membenarkan adanya rekening BNI milik anaknya itu. Namun, dia tidak mengetahui tentang rekeningnya yang digunakan untuk situs judi. Dia mengarahkan kami agar menanyakan langsung kepada Gebi melalui telepon.

Baca juga: Situs Judi Populer Masih Aktif

Yance bercerita, mereka sekeluarga tinggal di rumah tersebut sejak Gebi lahir tahun 2000. Menurut dia, kawasan itu sejak lama merupakan kawasan perjudian. Yance bahkan mengenang masa gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ketika perjudian masih legal.

”Belum lama di situ ada (rumah judi) yang digerebek setelah kasus Sambo (Irjen Polisi Ferdy Sambo). Padahal, sebelum Sambo, sudah lama ada, aman,” kata Yance.

Gebi menolak bertemu Kompas dan hanya menerima pembicaraan lewat telepon. Ia mengaku sedang ada pekerjaan sebagai pembawa acara di sebuah resepsi perkawinan. Dalam sambungan telepon susulan di malam harinya, Gebi membenarkan nama rekening BNI di situs judi adalah miliknya. Namun, rekening tersebut telah diberikan ke seorang temannya yang kini tinggal di luar kota. Dia juga enggan menyebutkan nama temannya itu dan menolak memberi tahu nomor telepon sang teman.

Gebi mengaku memberikan kartu ATM dan PIN-nya untuk membantu temannya tersebut, pertengahan tahun 2022. Temannya yang perantau itu berdalih tak bisa membuat rekening bank di Jakarta lantaran butuh surat keterangan domisili. Gebi mengaku kasihan, lalu memberikan rekeningnya yang kini sudah jarang dipakai.

”Saya pikir enggak mungkin dipakai macam-macam. Karena, yang saya kasih ke dia hanya kartu dan pin ATM. Saya juga bingung kenapa bisa ada nama saya di situs judi online ini,” ungkapnya.

Baca juga: Kisah Mereka dari Balik Situs Judi

Selain keterangan itu, Gebi terus menolak memberitahukan identitas teman yang menyalahgunakan rekeningnya. Kami mendatangi kembali rumah Gebi pada Minggu (12/11/2023), tetapi ibunya menyampaikan Gebi telah pergi sejak pagi hari di Kalimantan. Sekitar satu jam berselang, Gebi menghubungi kami sambil marah-marah, ”Tolong pengertiannya, saya sangat terganggu, jangan datang-datang lagi ke rumah saya,” bentaknya.

Tampilan bukti transfer ke rekening Gebriele Desiree pada Kamis (16/11/2023) lalu. Rekening BNI atas nama Gebrielle Desiree itu, digunakan secara terang-terangan di salah satu situs judi onlline sebagai rekening penampung deposit pemain. Pemiliknya sempat menyatakan akan menutup rekening itu, tetapi dalam percobaan transfer oleh Tim Kompas, rekening itu masih aktif.

Nomor Gebi kemudian tak lagi dapat dihubungi sejak hari itu. Di sela pembicaraan yang marah-marah melalui telepon tersebut, Gebi mengatakan sudah meminta pihak Bank BNI untuk menutup rekeningnya. Namun, selang beberapa hari ketika tim Kompas mengecek dengan menjajal mentransfer uang senilai Rp 10.000, rekening tersebut masih aktif bisa menerima transfer. Namun, selang beberapa hari kemudian, rekening BNI miliknya yang terpampang di situs Big777 kini berganti dengan nama M Syukron, seperti terlihat di laman judi daring itu pada Minggu (19/11/2023).

Dari situs judi daring lainnya, kami juga menelusuri Raisati Azharifka, pemilik suatu rekening BRI yang digunakan sebagai rekening deposit di situs judi daring Wishlot. Wishlot adalah salah satu dari 15 situs judi daring yang ditelusuri tim Kompas dengan membuat akun sebagai pemain terlebih dahulu. Dibandingkan nama-nama yang lain, nama Raisati Azharifka termasuk spesifik.

Tim Kompas lalu mencari identitas Raisati melalui mesin pencari Google. Ia ternyata memiliki akun LinkedIn. Di platform itu, Raisati menaruh daftar riwayat hidup (CV). CV itu memuat cukup banyak informasi dari alamat surat elektronik (surel), alamat tempat tinggal, pendidikan, hingga riwayat bekerja. Termasuk nomor kontak yang ternyata sudah tidak aktif lagi.

Baca juga: Ekosistem Judi Daring Menggempur Kita

Raisati kemudian dihubungi melalui surel di Yahoo. Tim menanyakan kepada Raisati bagaimana rekeningnya bisa muncul di situs judi daring tersebut. Untuk memperkuat pertanyaan itu, tim melampirkan foto nama dan rekening BRI Raisati di situs Wishlot.

”Soal dijadikan rekening judi online saya tidak tahu karena sudah lama tidak pernah menggunakan rekening itu,” jawab Raisati via surel.

Halaman deposit situs Wishlot.org yang menampilkan nama dan nomor rekening Raisati Azharifka seperti terlihat pada Selasa (5/12/2023). Perusahaan judi online menggunakan rekening warga sebagai rekening penampung sementara deposit dari para pemainnya.

Namun, Raisati masih belum memberikan jawaban mengapa sudah lama tidak menggunakan rekening itu. Apakah karena hilang, digunakan teman, atau alasan lainnya. Oleh karena itu, pada Minggu (12/11/2023) siang, tim Kompas mencari Raisati langsung ke alamat tempat tinggalnya di kawasan Cimanggis, Kota Depok, seperti dicantumkan Raisa di daftar riwayat hidupnya.

Di lokasi itu, terdapat rumah besar berlantai dua. Bangunan besar itu dibagi dua. Satu bagian adalah rumah tinggal. Sementara bangunan sebelah yang menyatu dengan bangunan utama, seperti kontrakan dengan empat kamar. Dua kamar di bawah dan dua kamar di atas.

Saat tiba di sana, tidak ada satu pun yang bisa ditemui. Termasuk Raisati. Sehingga tim harus bertemu dengan Sugiyanto, Ketua RT setempat. Dari penuturan Sugiyanto, alamat tersebut memang tidak hanya rumah, tetapi juga dikontrakkan.

Kami lalu kembali ke alamat Raisati. Pada kunjungan kedua, kami bertemu dengan salah satu penghuni kontrakan di lantai dua. Dari obrolan singkat, penghuni kontrakan itu membenarkan jika Raisati masih tinggal di sana. Sayangnya, Raisati sedang tidak berada di tempat. ”Raisa (Raisati) lagi tidak di sini. Dia sedang keluar. Di sini hanya temannya,” katanya.

Seorang laki-laki membuka grup penawaran jual-beli rekening di sebuah platform media sosial, Kamis (14/12/2023). Penawaran ini salah satunya untuk keperluan deposit situs judi.

Kami semula berencana menghubungi Raisati kembali via surel. Akan tetapi, Raisati kemudian menelepon. Sebelumnya, lewat surel, kami telah mencantumkan nomor yang bisa dia hubungi. Kesempatan itu kemudian kami gunakan untuk menjelaskan pelacakan ini. ”Iya, saya cuma ngasih rekening ke teman saya. Setelah itu, saya enggak tahu lagi dia ngapain rekening saya enggak tahu. Makanya kaget, kok tiba-tiba ada di situs judi online,” kata Raisati.

Raisati tidak menjelaskan tentang teman yang menggunakan rekeningnya. Termasuk keberadaannya. ”Aduh enggak tahu, Mas. Sudah enggak pernah hubungan lagi. Soalnya sudah lama itu,” kata Raisati.

Setelah hubungan telepon itu, Raisati sempat membalas tim via Whatsapp. Setelah itu, sudah tidak merespons lagi. Termasuk undangan untuk bertemu langsung di tempat yang bisa ditentukan olehnya. Kami juga kembali menghubungi Raisati via surel, tetapi tidak lagi direspons. Saat kami menghubungi Raisati lewat panggilan telepon biasa, nomor itu tidak aktif.

Untuk mendapatkan nama-nama rekening deposit seperti Raisati dan Gebriele di atas, kami mendaftar dan membuat akun pada 15 situs judi daring. Ini harus dilakukan karena daftar rekening deposit di sebuah situs judi hanya bisa dibuka ketika kita sudah punya akun di situs-situs judi.

Pengendara sepeda motor melintasi bangunan tempat tinggal Raisati Azharifka di kawasan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Minggu (12/11/2023) siang. Nama Raisati dan rekening miliknya tercantum di situs judi online wishlot.org sebagai rekening deposit dari para pemain.

Baca juga: WNI di Kamboja: Tidak Semua dari Kami Pekerja "Judol"

Dari belasan situs judi itu, kami mendapatkan sekitar 100 rekening deposit berikut nama bank plus nama pemiliknya. Dari data itu, kami memilih nama-nama yang cukup unik untuk memudahkan pencarian di internet dan mengurangi kemungkinan kesamaan nama antara orang-orang yang berbeda.

Salah satu nama lain yang kami dapatkan dari pelacakan di internet adalah Epry Shaer Nicha Watik. Nama ini tertera sebagai pemilik rekening Jenius yang ada di daftar rekening deposit situs judi Wishslot.

Dari rimba raya internet, ditemukan sebuah dokumen yang menyebutkan Epry Shaer Nicha Watik beralamat di Desa Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Nomor rumah serta RT/RW juga tertera di dokumen itu. Minggu (12/11/2023) kami mengunjungi alamat itu.

Lokasinya berada di sebuah kompleks perumahan dengan gang yang hanya muat untuk satu mobil. Sebagian gang itu buntu. Nomor rumah di sana pun tidak urut sehingga butuh waktu sekitar satu jam untuk tiba di alamat persis Epry Shaer Nicha Watik.

Beberapa kali kami panggil namanya, tetapi tak ada yang menyahut. Lalu kami mampir ke warung yang berada di seberang rumah yang tercatat sebagai alamat Epry Shaer Nicha Watik. Dari pemilik warung diketahui bahwa perempuan itu biasa dipanggil Nika.

Tim Kompas mengobrol dengan ibu dari Epry Shaer Nicha Watik atau Nicha di kawasan Desa Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (12/11/2023). Hal itu dilakukan untuk mengkonfirmasi tentang penggunaan rekening milik Nicha di situs judi online wishlot.org.

Setelah kami ceritakan tujuan mencari Nika, pemilik warung memanggil orangtuanya yang bernama Suwarti. Sepintas, tampak raut bingung dari wajahnya saat kami bertanya tentang anak gadisnya. Dia bertanya apakah ini masalah utang. Kami katakan ini terkait judi daring.

Ketika mengetahui nama anaknya muncul dalam rekening deposit situs judi, dia menjawab bahwa hal itu mungkin karena rekening Nika dipakai mantan pacarnya, Prana Siregar.

”Prana Siregar lagi tak di sini sekarang karena kemarin itu dia kalah banyak. Jadi si Prana pinjam uang temannya, lalu kabur. Kalau anak saya tak mungkin main judi online,” ujarnya.

Setelah berbincang 30 menit, kami pamit dan meminta nomor ponsel Suwarti. Ibu ini juga berjanji akan menyampaikan kedatangan kami ke Nika yang bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta.

Pada malam seusai pertemuan di Ciracas, Nika diperantarai ibunya menyampaikan, rekening Jenius miliknya pernah dipakai seseorang pada 2021. Namun, pemakainya bukan Prana Siregar seperti yang sebelumnya disampaikan ibunya, melainkan seorang teman yang Nika mengaku sudah lupa namanya. ”Anak saya sudah lupa (namanya). Besok mau ditutup (rekeningnya),” kata Suwarti.

Deretan nama bank untuk deposit saldo tertera pada sebuah situs judi berlabelkan "Bola 88", di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Selain Gebi, Raisati, dan Nika, dari 15 situs judi daring yang kami telusuri, juga muncul nama Zikra Damar Prayubi sebagai pemilik rekening Bank Panin. Situs yang mencatut nama Zikra adalah OLXTOTO. Dari situ, nama Zikra yang cukup spesifik kami lacak secara digital melalui mesin pencari di internet.

Dengan mengetikkan nama "Zikra Damar Prayubi", lalu mengaplikasikan kata kunci "intext:", agar fungsi pencarian terbatas dan fokus, kami menemukan sejumlah media sosial milik Zikra. Kami mencocokkan akun Zikra di tiga media sosial, antara lain Linkedin, Instagram, dan Twitter. Akun-akun tersebut memang mewakili identitas Zikra, mulai dari kecocokan foto dirinya serta domisilinya di Jakarta.

Kami mengakses Zikra lewat akun X-nya, Selasa (7/11/2023). Dia membenarkan rekening Bank Panin itu menggunakan nama dirinya. Namun, dia tidak pernah mendaftarkan dirinya untuk rekening itu.

Foto situs judi online OLXTOTO yang menampilkan rekening Panin Bank atas nama Zikra Damar Prayubi seperti terlihat pada Selasa (7/11/2023). Saat ini, nama dan nomor rekening Zikra sudah tidak ditemukan lagi di situs tersebut.

Laki-laki pengojek daring ini mengingat, pernah ada teman sesama pengojek yang ingin menggunakan identitasnya untuk rekening bank. Tawaran kepada Zikra ini dihargai Rp 1 juta setiap rekening yang berhasil dibuat. ”Nah, di situ saya kebetulan saya lagi butuh duit dan dia cuma minta foto KTP saya aja,” ungkap Zikra.

Menurut Zikra, pengojek lainnya pun ditawari hal tersebut. Belakangan, dia baru tahu jika tawaran itu untuk pembukaan rekening deposit judi daring.

”Itu juga yang saya takutkan. Enggak sangka aja sampai disalahgunakan separah itu untuk judi online,” ujar Zikra.

Para pemilik rekening yang berhasil tim Kompas hubungi, memiliki pola respons yang hampir sama. Dari semula mudah dihubungi dan mau mengobrol, kemudian menghindar dan akhirnya menghilang. Nomor kontak mereka sudah tidak bisa dihubungi lagi.

Seorang pengojek membuka situs judi slot dari ponsel di sekitar jembatan layang di Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2023).

Hafid (30), mantan pekerja perusahaan judi daring di Jakarta, bercerita seluk beluk perjudian, termasuk soal perburuan rekening bank yang dilakukan operator judi daring. Hafid kami temui di kantor salah satu lembaga swadaya masyarakat di Jakarta Selatan pada Kamis (16/11/2023) lalu.

Menurut Hafid, tidak hanya membeli, operator judi daring juga ada yang memberi komisi bulanan ke pemilik rekening yang mereka juga ketahui identitas dan alamat tempat tingganya.

”Jadi gini, kita tuh (berusaha) gimana biar orang ini (pemilik rekening yang dibeli) enggak bakal kabur. Kita manjain. Soalnya bisa jadi gini, Bang. Itu banyak kasusnya gini, aku beli rekening sama Abang. Sudah seminggu, Abang ke BCA bilang ATM hilang, buat baru dong. Atas nama Abang semuanya. Dibawa kabur uangnya, ratusan juta,” kata Hafid.

Menurut Hafid, besar komisi itu bisa dinegosiasikan. ”Biar (pemilik rekening) enggak aneh-aneh. Untuk komisi per bulan, bisa nego. Kisarannya, ya, ratusan ribu,” ujar Hafid.

Baca juga: Perjalanan Mendebarkan ke Pusat Judi "Online" di Kamboja

Bermain di salah satu situs judi online yang bisa diakses dengan mudah pada jaringan internet Indonesia seperti pada Sabtu (2/12/2023).

Keterangan Hafid ini dibantah Suwarti, ibunda Nika. Dia mengaku anaknya tak mendapat komisi tiap bulan. Selain itu, anaknya juga tak dikasih uang saat menyerahkan rekening ke temannya.

Untuk membuktikan Nika tak terhubung atau mendapat untung dari bandar judi, kami mendesak ibunya untuk menanyakan siapa nama teman anaknya yang pernah memegang rekening itu. Lalu, Suwarti meneruskan pesan Nika, yaitu ”Bilang aja temannya namanya Sharleen.”

Saat kami menanyakan lagi identitas Sharleen, apakah teman kerja atau teman kuliah Nicha, Suwarti menjawab singkat. ”Saya belum tahu, Mas,” lanjutnya.

Sekitar empat minggu berlalu setelah kontak pertama kami dengan mereka, nama-nama Gebriele Desiree, Epry Shaer Nicha Watik, dan Zikra Damar Prayubi sudah lenyap dari situs judi daring yang sebelumnya kami temukan. Nama mereka sudah diganti dengan nama dan pemilik rekening lain dari bank yang sama. Satu-satunya yang tersisa hanya Raisati Azharifka.

[caption caption="Iklan judi (screenshoot kompasiana.com)"][/caption]Tiba-tiba mataku tak bisa diajak kompromi tatkala hendak menjawab komentar salah satu kompasianer yang ternyata komentarnya tidak berkaitan dengan artikel yang aku tulis. Mataku jadi perih dan dadaku berdegup kencang, tanda tak menerima jika tulisan yang aduhai itu harus dititipi dan ditumpangi komentar yang justru berisi iklan perjudian.

Terlihat pada screenshot pada artikel saya sebelumnya, iklan judi yang notabene amat dilarang oleh negara terpampang dengan jelasnya. Bahkan situs pun dipajang untuk menarik konsumennya. Seorang kompasianer dengan nama Angelina Farbios kog justru menjadi bagian penyebar konten perjudian di dunia maya. Apakah admin kompasiana tidak membaca komentar (iklan) itu ya?

Judi hakekatnya sebuah aktivitas sia-sia lantaran banyak yang tertipu oleh bos judi. Tak hanya tertipu ratusan ribu rupiah, karena banyak pula yang hingga jutaan rupiah. Kasus ini pernah terjadi pada salah satu kerabat yang ternyata berani coba-coba menggunanakan judi online karena rayuan gombal dan iming-iming hadiah ratusan juta rupiah dengan amat gampangnya.

Seorang "penipu" sengaja membuat situs yang berisi aneka perjudian dan sepertinya begitu mudah dimainkan meskipun isinya hanyalah tipu-tipu. Bahkan beberapa bulan yang lalu di jakarta tertangkap klub Judi online yang mengaku dibayar demi mengeruk keuntungan dari member barunya. Sedikit demi sedikit mafia judi terkelupas kulitnya lantaran dapat diendus aparat. Meskipun demikian apakah mereka kalangkabut dan kocar kacir? Kayaknya enggak tuh. Justru saat ini perkembangan judi modus baru ini semakin berani menunjukkan eksistensinya.

Ada aneka judi yang mudah sekali menipu, seperti judi Poker bahkan dilombakan tingkat dunia, judi dilombakan hingga hadiah ratusan juta rupiah. Belum lagi judi togel, yang hingga saat ini semakin merajalela. Satu bandar disergap dan dipenjarakan, di tempat lain membuka cabang baru. Sepertinya tidak ada takut-takutnya, apalagi jera. Mereka berdalih dengan berjudi bisa mengandakan uang.

http://www.kompasiana.com/maliamiruddin/mengapa-aku-tak-memakai-akun-palsu-belajar-dari-fenomena-pakde-kartono_5600b8ba5c7b61901ee3bebb

Coba kita kuliti satu persatu apakah benar karena judi bisa kaya.

Bung Topo, sebut saja namanya demikian, sejak saya kelas satu SD atau bahkan sebelum saya dilahirkan ke dunia ini ia sudah aktif berjudi. Pada waktu itu judi koprok atau dadu yang menjadi kegiatannya sehari-hari. Setiap hari beliau melanglah buana dari satu daerah ke daerah lainnya. Dari satu tontonan ke tontonan lainnya. Dan sayangnya hobi berjudi ini pun dibarengi dengan hobi main perempuan. Saya menyebutkan satu contoh ini karena masih ada sambungan famili jauh dari pihak ibuku.

Bahkan saking seringnya berjudi, sampai-sampai polisi hafal dengan tempat dimana mereka membuka lapaknya. Entahlah, apakah si oknum polisi juga turut bermain koprok itu? Atau justru menjadi penyandang dananya? Atau meminta upeti kepada bandar dengan dalih ikut menjadi becking agar aman dan nyaman dalam operasinya. Pantas saja setiap beliau digerebek, ternyata penggerebeknya ya itu-itu lagi. Ada juga yang benar-benar menangkap dan membakar lapak judinya, esoknya lagi bung Topo ini mempunyai lapak yang baru.

Saya sangat prihatin, karena ternyata orang yang semestinya menjadi contoh tuk anak-anaknya malah mengajarkan anaknya berjudi.

Dengan hoby berjudi dan menjadi bandar apakah Bung Topo kaya? Ternyata dugaan saya meleset. Meskipun beliau sering menang judi, ternyata uangnya selalu habis untuk befoya-foya, minum-minuman keras. Belum lagi hobi bermain perempuan. Tak pelak istri yang menanti di rumah seringkali mendapat kabar suaminya dipenjara. Dan seringnya lagi ditagih hutang lantaran setiap kalah berjudi selalu mengutang. Betul kata Bang Haji Rhoma Irama, Uang judi najis tiada berkah.

Bertahun-tahun menjalani hoby judi ini justru pekarangan yang semestinya dikembangkan untuk usaha ikut terjual untuk membayar hutang. Belum lagi istri tak pernah diberikan uang kebutuhan sehari-hari. Anak-anka yang tidak terurus lantaran orang tua yang jarang di rumah.

Pak Bejo, beliau juga hoby berjudi. Judi togel menjadi hobinya. Ia memang sering nembus beberapa kali tapi tetap saja ia menangguk kerugian lantaran sekali nembus, esoknya lagi uang hasil judinya habis lantaran untuk membeli nomor lagi. Bahkan beberapa bulan yang lalu ia digerebek dan ditangkap polisi hingga harus masuk ke jeruji besi. Beberapa bulan istri tidur sendirian bertemankan nyamuk-nyamuk dan selimut saja. Sedangkan suaminya bernasip sama,menikmati hotel prodeo yang sama sekali tidak nyaman untuk ditempati, walaupun hanya semalam saja.

Bung Topo dan Pak Bejo baru dua contoh penjudi yang mendapatkan "bala" lantaran melakukan kegiatan keji ini. Karena di tempat lain, sebut saja Usro juga mengalami nasib yang sama. Meskipun tidak ditangkap pihak kepolisian, ia harus menanggung hutang yang tak sedikit. Setiap hari adaorang yang menagih hutang, padahal keluarganya tidak mampu.

Awalnya Usro adalah seorang yang lugu, bekerja di salah satu warnet di kampungnya ia mengumpulkan sedikit demi sedikit uang demi membantu orang tuanya. Namun sayang sekali usahanya ingin mendapatkan uang justru kandas lantaran berkenalan dengan judi poker. Uang yang semestinya bisa dibelikan beras, harus membayar lawan mainnya di dunia maya. Saya sempat terperangah sewaktu ia mengatakan pernah menang. Tapi kembali tertegun lagi tatkala mengatakan bahwa berkali-kali pula ia mengalami kekalahan. Judi selalu saja membawa bangkrut. Hanya bandar besar yang curang saja yang akan kaya dengan mengeruk kebodohan membernya.

Memang benar judi togel hadiahnya besar hingga puluhan juta rupiah, tapi yang bisa mendapatkan hadiah itu hanya orang tertentu. Sedangkan selebihnya bisanya gigit jari.

Dan lebih anehnya lagi, para pembeli nomer togel ini ternyata ditipu oleh bandarnya sendiri. Nomor yang semestinya tembus, lantaran banyak yg tembus nomor itu, dengan sangat liciknya akhirnya dibatalkan.

Dari segi hukum agama jelas haramnya, hukum negara melanggar undang-undang tentang pemberantasan perjudian. Dan tentu hukum sosial ia dianggap sampah masyarakat. Apa sebab? Karena setiap ada kelompok penjudi atau maniak judi, maka kampung itupun tidak aman. Ayam sering hilang, kambing, bahkan sapi pun turut menjadi incaran. Tentu karena ingin memperturutkan hawa nafsu ingin hidup sejahtera dari judi meskipun keluar dari logika yang nalar.

Iklan Judi, Sumber Malapetaka yang Minim Razia

Saya sering mendapati iklan judi tiba-tiba bertengger cukup lama di beberapa media informasi dan medsos. Di media informasi internet, sering saya baca di salah satu komen di Kompas[dot] com. Secara gamblang ia menawarkan produk judi kepada khalayak umum tanpa takut terjerat hukum. Saya menduganya pemilik situs dan iklan itu hakekatnya sangat rapi menyimpan status pribadinya. Tak hanya di sebuah situs internet, karena lewat jaringan Short Massage Service saja ulah para penipu ini begitu mudah diketemukan.

Misalnya dengan modus "Dukun Sakti" Jika ingin beruntung tembus nomor togel, hubungan nomor ini 0812******** saya siap membantu". Dan aneka jenis SMS sejenis yang tujuannya agar para pembaca yang tertipu mau saja mengikuti arahan si penipu dengan menyerahkan uangnya demi mendapatkan wangsit palsu dari dukun palsu.

Apakah iklan judi sudah atau sulit diberantas?

Sepertinya iklan judi, situs judi dan aneka media yang menyiarkan dan mempromosikan perjudian sudah banyak yang diblokir dan pelakunya ditangkap. Tapi ibarat memungut jarum di tumpukan jerami, satu diketemukan, yang lain masih bergentayangan. Saya menduga modus situs judi ini sudah menjadi tren cari duit dengan mangsanya sang maniak judi. Tanpa sadar mereka terjebak aksi tipu-tipu dan tanpa sadar telah ditipu.

Seperti halnya iklan pornografi, dengan memblokir situs tersebut hakekatnya menghambat proses penyebaran informasi. Meskipun ada banyak yang luput dari pemblokiran lantaran mereka sangat lihai menyimpan identitas situsnya. Adapula situs tersebut adalah judi tapi menggunakan nama situs yang tak menunjukkan status yang sebenarnya.

Belum lagi mereka tergolong licin, satu situs diblokir maka akan muncul situs baru dan ternyata memiliki member yang berjubel seperti dagangan kain kumel. Sungguh membuat miris dan cukup memprihatinkan.

Iklan judi, tetaplah musuh bersama yang semestinya segera dilaporkan kepada pihak berwajib agar ditindak lanjuti. Namun acapkali kita tak mau tau alias cuek dengan apa yang terjadi di dunia maya. Jangankan di dunia maya, di dunia nyata yang nyata-nyata melihat adu jago (sabung ayam) saja kita diam saja, apalagi di dunia maya?

Penjudi memang bisa kaya, karena cara-cara mereka mencurangi lawan mainnya. Mereka membentuk komunitas bersama untuk menipu member baru demi meraup keuntungan bersama. Ada pula penjudi yang kaya di film-film China seperti tokoh yang terkenal dengan judul The King of Gambler, sebuah film yang meniscayakan diri bahwa penjudi itu bisa kaya, tapi sangat jelas ditampakkan ternyata cara-cara mereka dalam memenangkan permainan adalah CURANG dan menggunakan ANCAMAN DAN KEKERASAN FISIK. Sayang sekali film ini sangat digemari di Indonesia meskipun negara ini adalah negara agamis "katanya".

Memprihatinkan.............

http://www.kompasiana.com/maliamiruddin/lampung-diselimuti-asap-darimana-asalnya_55ff821845afbdc7048b456a

http://www.kompasiana.com/maliamiruddin/belajar-dari-tadjie-seorang-difable-ingin-tetap-sekolah-meski-dalam-kekurangan_55fa275abf22bd6005814651

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Humaniora Selengkapnya

Hak cipta terpelihara © 2024 Media Mulia Sdn Bhd 201801030285 (1292311-H) Satu lagi produk Media Mulia Sdn. Bhd.